Di Balik
Tirai Perang
Perang telah ada hampir sejak awal peradaban umat
manusia itu sendiri. Kebutuhan ekonomi dan politik yang saling bersaing telah
menggiring manusia untuk mengangkat senjata melawan satu sama lain. Senjata dan
tentara telah berkembang berdampingan, sehingga perang telah tumbuh semakin
dahsyat dan merusak. Seperti kita tahu entah itu dari cerita mulut ke mulut,
artefek, rekaman, atau bahkan saksi hidup masa peperangan pasti mengisahkan
betapa kejamnya medan peperangan. Disana hanya ada pertumpahan darah. Saling
berebut kekuasaan maupun mempertahankan kekuasaan.
Sejak zaman dahuli hingga abad ke-20, perang masih
berbentuk "perang garis depan", di mana para serdadu dari kedua belah
pihak bertemu di kedua sisi medan perang dan pertempuran hanya berlangsung di
sekitar medan ini. Dalam bentrokan ini, hanya serdadu sajalah yang terbunuh.
Itulah betapa mengerikannya kondisi peperangan. Berbeda dengan zaman sekarang.
Bila peperangan zaman sekarang yang maju bukanlah tentara lagi. Tentara hanya
digunakan untuk melakukan penyergapan saja. Namun serangan pertama yang
dilakukan pasti dalam bentuk serangan senjata berat seperti pesawat, Tank, atau
bahkan dengan meluncurkan misil.
Hal-hal tersebut benar-benar memperparah keadaan
didunia ini. Tentunya anda masih ingat dengan pertama kali USA menjatuhkan Bom
Atom nya di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang. Berapa banyak korban sipil
yang berjatuhan. Bahkan dampak dari serangan tersebut hingga saat ini belum
kunjung hilang juga. Berupa orang yang terkena radiasi, dan parahnya tanah
disana tidak dapat di tanami lagi karena telah tercemar unsur berbahaya.
Dan (Kami
telah mengutus) kepada penduduk Madyan, saudara mereka Syu'aib, maka ia
berkata, "Hai kaumku, sembahlah olehmu Allah, harapkanlah (pahala) hari
akhir, dan jangan kamu berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakan." (QS
Al-Ankabut: 36)
Melalui
suara nabi mereka, bangsa Israel berjanji kepada Allah untuk tidak menumpahkan
darah:
Dan
(ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan
menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu
(saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan
memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya. (QS Al-Baqarah: 84)
Referensi :
0 comments:
Post a Comment