Mendengkur
Pada postingan saya di rubrik unik tentang mendengkur, saya sudah memaparkan sedikit tentang kebiasaan tersebut. Untuk saat ini dalam rubrik Health di blog saya ini setelah mendapatkan referensi yang cukup saya akan menuliskan bahaya mendengkur. Saya sendiri cukup kaget dengan referensi yang saya dapat bahwa ternyata mendengkur dapat menimbulkan beberapa penyakit kronik. Dan mendengkur sendiri biasa disebut sleep apnea dalam istilah kedokteran. Nah diantara penyakit yang dimungkinkan timbul oleh mendengkur adalah sebagai berikut :
1. Tekanan darah tinggi.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa sleep apnea adalah salah satu penyebab utama dari hipertensi. Peningkatan tekanan darah berkaitan langsung dengan derajat keparahan sleep apnea. Semakin parah derajat sleep apnea, semakin berat juga peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah juga bisa dialami oleh anak-anak yang menderita sleep apnea. Sejak tahun 2003 lewat dokumen JNC 7, Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure sudah memasukan sleep apnea sebagai salah satu penyebab utama dari hipertensi. Sejak saat itu, penanganan sleep apnea sudah termasuk dalam tata laksana hipertensi.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa sleep apnea adalah salah satu penyebab utama dari hipertensi. Peningkatan tekanan darah berkaitan langsung dengan derajat keparahan sleep apnea. Semakin parah derajat sleep apnea, semakin berat juga peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah juga bisa dialami oleh anak-anak yang menderita sleep apnea. Sejak tahun 2003 lewat dokumen JNC 7, Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure sudah memasukan sleep apnea sebagai salah satu penyebab utama dari hipertensi. Sejak saat itu, penanganan sleep apnea sudah termasuk dalam tata laksana hipertensi.
2. Penyakit jantung.
Sleep apnea yang tidak dirawat merupakan salah satu faktor resiko untuk menderita penyakit jantung. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di Amerika pada tahun 2005. Sleep apnea meningkatkan resiko denyut jantung yang tidak beraturan, penyakit jantung koroner, serangan jantung dan penyakit jantung kongestif. Sebuah penelitian di tahun 2006 yang diungkapkan dalam Journal of the American College of Cardiology menyebutkan bahwa sleep apnea bahkan mempengaruhi bentuk jantung seseorang. Jantung penderita sleep apnea membengkak dan menebal dindingnya di satu sisi, serta berkurang kemampuan memompanya.
Sleep apnea yang tidak dirawat merupakan salah satu faktor resiko untuk menderita penyakit jantung. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di Amerika pada tahun 2005. Sleep apnea meningkatkan resiko denyut jantung yang tidak beraturan, penyakit jantung koroner, serangan jantung dan penyakit jantung kongestif. Sebuah penelitian di tahun 2006 yang diungkapkan dalam Journal of the American College of Cardiology menyebutkan bahwa sleep apnea bahkan mempengaruhi bentuk jantung seseorang. Jantung penderita sleep apnea membengkak dan menebal dindingnya di satu sisi, serta berkurang kemampuan memompanya.
3. Stroke.
Sleep apnea meningkatkan resiko seseorang untuk terserang stroke (penyebab kematian nomor 3 di Amerika tahun 2005.) Peningkatan kekentalan darah pada penderita sleep apnea menjadi penyebab utama meningkatnya resiko stroke.
Sleep apnea meningkatkan resiko seseorang untuk terserang stroke (penyebab kematian nomor 3 di Amerika tahun 2005.) Peningkatan kekentalan darah pada penderita sleep apnea menjadi penyebab utama meningkatnya resiko stroke.
4. Kerusakan otak.
Penelitian di jurnal Sleep tahun 2008 memberikan gambaran pencitraan otak yang membuktikan kerusakan permanen pada otak penderita sleep apnea. Kerusakan terjadi pada bagian otak yang mengontrol ingatan, emosi dan tekanan darah.
Penelitian di jurnal Sleep tahun 2008 memberikan gambaran pencitraan otak yang membuktikan kerusakan permanen pada otak penderita sleep apnea. Kerusakan terjadi pada bagian otak yang mengontrol ingatan, emosi dan tekanan darah.
5. Depresi.
Riset menunjukkan bahwa depresi sering terjadi pada penderita sleep apnea. Bahkan sleep apnea ringan saja sudah meningkatkan resiko terkena depresi. Peningkatan resiko depresi akan naik seiring dengan peningkatan derajat keparahan henti nafas yang dialami.
Riset menunjukkan bahwa depresi sering terjadi pada penderita sleep apnea. Bahkan sleep apnea ringan saja sudah meningkatkan resiko terkena depresi. Peningkatan resiko depresi akan naik seiring dengan peningkatan derajat keparahan henti nafas yang dialami.
6. Diabetes.
Sleep apnea akan mengganggu metabolisme hingga tubuh tidak mentoleransi glukosa dan juga resisten terhadap insulin. Diabetes tipe 2, juga salah satu penyebab kematian utama, terjadi ketika badan tidak dapat memanfaatkan insulin secara efektif. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa sleep apnea amat mungkin menjadi penyebab terjadinya diabetes. Di bulan Juni 2008 International Diabetes Federation sudah mengeluarkan buku panduan agar semua tenaga kesehatan di seluruh dunia memperhatikan kemungkinan sleep apnea pada pasien diabetes ini.
Sleep apnea akan mengganggu metabolisme hingga tubuh tidak mentoleransi glukosa dan juga resisten terhadap insulin. Diabetes tipe 2, juga salah satu penyebab kematian utama, terjadi ketika badan tidak dapat memanfaatkan insulin secara efektif. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa sleep apnea amat mungkin menjadi penyebab terjadinya diabetes. Di bulan Juni 2008 International Diabetes Federation sudah mengeluarkan buku panduan agar semua tenaga kesehatan di seluruh dunia memperhatikan kemungkinan sleep apnea pada pasien diabetes ini.
7. Obesitas.
Obesitas, pada ras kaukasia (Eropa) menjadi resiko utama sleep apnea. Tapi tidak demikian pada ras Asia yang memiliki struktur rahang lebih sempit dan leher yang pendek. Masalahnya, sleep apnea akan meningkatkan berat badan seseorang. Gangguan metabolisme akibat proses tidur yang terpotong-potong menyebabkan perubahan hormone-hormon yang mengontrol nafsu makan. Rasa kantuk yang diakibatkan juga menyebabkan penderitanya jadi malas berolah raga.
Obesitas, pada ras kaukasia (Eropa) menjadi resiko utama sleep apnea. Tapi tidak demikian pada ras Asia yang memiliki struktur rahang lebih sempit dan leher yang pendek. Masalahnya, sleep apnea akan meningkatkan berat badan seseorang. Gangguan metabolisme akibat proses tidur yang terpotong-potong menyebabkan perubahan hormone-hormon yang mengontrol nafsu makan. Rasa kantuk yang diakibatkan juga menyebabkan penderitanya jadi malas berolah raga.
8. Mortalitas.
Dua penelitan di jurnal Sleep di tahun 2008 menunjukkan bahwa penderita
sleep apnea mempunyai resiko kematian lebih tinggi dibanding yang tidak
mendengkur. Resiko akan meningkat bersamaan dengan peningkatan derajat
keparahan henti nafas. Apalagi jika sleep apnea dibiarkan saja!
Sementara kematian akibat kecelakaan kerja maupun kecelakaan lalu lintas
pun harus diperhatikan. Di Inggris, pemerintah setempat akan menahan
sementara SIM penderita sleep apnea, sampai proses perawatan dilakukan.
Penanganan sleep apnea diawali dengan pemeriksaan tidur di
laboratorium tidur. Pemeriksaan tidur yang seksama akan membedakan
dengkuran biasa atau dengkuran dengan sleep apnea. Kita pun bisa
mendapatkan derajat keparahan dan karakter henti nafas seseorang.
Sementara akibatnya pada gelombang otak tidur dan kerja jantung saat
tidur pun turut dianalisa.
Mendengkur tidak boleh diabaikan begitu saja. Perawatan sleep apnea
dapat dilakukan lewat beberapa alternatif. Diantaranya pembedahan,
continuous positive airway pressure (CPAP) ataupun dental appliances.
Sementara ini, baku emas perawatan adalah dengan menggunakan CPAP,
dengan tingkat keberhasilan yang amat tinggi. Berbagai penelitian telah
membuktikan bahwa penggunaan CPAP akan mengurangi resiko seseorang
untuk menderita bahaya-bahaya yang telah disebutkan tadi.
Menurut International Classification of Sleep Disorders 2nd edition
diagnosis OSA harus berdasarkan pada polisomnograpi (PSG) yang bisa
dilakukan di klinik tidur dan gejala klinis. Berikut gejala-gejala yang
dapat ditemukan pada pasien OSA :
- Sakit kepala di pagi hari
- Sering kencing di malam hari
- Sering tersedak ataupun rasa kehabisan nafas saat tidur
- Mulut terasa kering saat terbangun
- Konsentrasi terganggu
- Daya ingat menurun
- Mudah marah, emosional
- Depresi
- Hipertensi
- Nyeri di dada waktu malam
- Kelebihan berat badan (obesitas)
- Masalah seksual (impotensi)
Dari berbagai sumber
- Sering kencing di malam hari
- Sering tersedak ataupun rasa kehabisan nafas saat tidur
- Mulut terasa kering saat terbangun
- Konsentrasi terganggu
- Daya ingat menurun
- Mudah marah, emosional
- Depresi
- Hipertensi
- Nyeri di dada waktu malam
- Kelebihan berat badan (obesitas)
- Masalah seksual (impotensi)
Dari berbagai sumber
0 comments:
Post a Comment